Jelang Berakhirnya Karya Padudusan Agung Lan Ngenteg Linggih di Puri Agung Jro Kuta Digelar Prosesi Suci Nyenuk
DENPASAR, MEDIABADUNG.COM – Prosesi Nyenuk digelar di Puri Agung Jro Kuta, Denpasar, pada Sabtu (11/10), menjelang berakhirnya rangkaian upacara Karya Padudusan Agung dan Ngenteg Linggih. Ritual ini diikuti oleh warga dari tiga banjar yakni Banjar Balun, Banjar Panti Gede, dan Banjar Gedong Gede, yang berada di lingkungan Puri Agung Jro Kuta.
Manggala Prawartaka Karya, I Gusti Ngurah Bagus Manu Raditya, menyampaikan bahwa prosesi Nyenuk atau Sapa Nyenuk merupakan simbol penyambutan tamu-tamu secara niskala. Ritual ini menandai mendekatnya akhir rangkaian karya, yang ditutup dengan prosesi Penyineban pada 13 Oktober mendatang.
“Prosesi ini adalah bentuk penghormatan kepada para tamu niskala yang hadir memenuhi undangan pelaksanaan karya,” jelasnya.
Salah satu ciri khas dari prosesi ini adalah penggunaan lima warna pakaian oleh peserta iring-iringan, yang masing-masing merepresentasikan unsur Padma Buana: merah (selatan), putih (timur), kuning (barat), hitam (utara), dan brumbun (tengah). Kelima warna ini dipercaya menggambarkan arah kedatangan tamu-tamu niskala.
Rangkaian prosesi diawali dengan tedun Ida Batara, dilanjutkan dengan nyatur desa, yang diiringi gamelan serta partisipasi warga. Setelahnya, digelar prosesi inti Sapa Nyenuk yang disertai tari Topeng Sidakarya, sebagai bentuk wejangan dan penghormatan kepada tamu tak kasatmata.
Setelah prosesi ini, pada hari berikutnya dilaksanakan Bakti Pengayaran, sebagai bentuk persembahan akhir. Puncak penutupan upacara akan berlangsung pada 13 Oktober dengan pelaksanaan Penyineban, termasuk di dalamnya ritual Nuek Bagia Pulakerti yang menandai berakhirnya seluruh rangkaian karya.
Rangkaian Karya Padudusan Agung dan Ngenteg Linggih di Puri Agung Jro Kuta telah dimulai sejak 30 September 2025, diawali dengan upacara Tawur Balik Sumpah. Puncak karya digelar pada 6 Oktober, bertepatan dengan Purnama Kapat. Sehari sebelumnya, masyarakat juga melaksanakan prosesi Mepeed serta Nyanggra Ida Sesuhunan dari Pura Uluwatu dan Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Pemogan. ***