Menyantap Jajanan Tradisional di Badung yang Langka dan Unik
TANJUNG BENOA, MEDIABADUNG.COM – Badung, Bali, tak hanya memanjakan mata dengan panorama alamnya yang memesona, tapi juga menggoda lidah dengan ragam kuliner tradisional yang kaya cita rasa.
Salah satu hidden gem yang wajib dicicipi adalah Rujak Batu-Batu, hidangan khas dari Tanjung Benoa, Kuta Selatan.
Berbeda dari rujak pada umumnya yang identik dengan potongan buah segar, rujak satu ini justru hadir dengan keunikan tersendiri: daging kerang laut sebagai bintang utamanya, disiram kuah bumbu pedas asam yang bikin ketagihan.
Asal Nama dan Sensasi Rujak Batu-Batu
Nama “Rujak Batu-Batu” bukan sekadar gimmick. Istilah ini lahir dari proses pembuatan yang tak biasa, yakni membelah cangkang kerang laut yang keras menyerupai batu. Hasilnya? Tekstur daging kerang yang kenyal dipadukan dengan kuah pedas segar yang kaya rempah.
Tambahan sedikit cuka dan irisan bawang putih halus makin memperkuat aroma dan rasa, menjadikan setiap suapan terasa begitu hidup di lidah. Untuk pengalaman maksimal, jangan lupa pesan segelas es gula yang manis dingin—kombinasi sempurna untuk menyeimbangkan sensasi pedas!
Warung Men Lelet: Surga Kuliner di Tanjung Benoa
Jika bicara soal rujak batu-batu, satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah Warung Men Lelet, milik Nyoman Nandri. Berlokasi di Banjar Tengah, Desa Tanjung Benoa, Badung, warung sederhana ini sudah jadi jujugan warga lokal maupun wisatawan.
Nyoman, atau yang akrab disapa Men Lelet, punya cerita menarik di balik kepopuleran warungnya. “Setiap hari, saya bisa menghabiskan tiga kilogram daging kerang untuk rujak ini. Tapi kalau musim hujan, biasanya cuma dua kilogram karena pengunjung agak sepi,” ujarnya saat berbincang dengan tim Media Publik Diskominfo Badung pada 24 Desember 2024.
Men Lelet juga mengungkapkan bahwa jam sibuk warungnya biasanya dimulai sore hari, sekitar pukul 16.30 hingga 19.00 WITA. “Pelanggan mostly dari Tanjung Benoa, tapi tak jarang juga dari Denpasar, Kuta, Legian, Canggu, bahkan Ubud,” tambahnya bangga. Tak heran, rasa autentik dan harga yang ramah di kantong jadi daya tarik utama.
Harga Terjangkau, Rasa Tak Terlupakan
Satu porsi rujak batu-batu di Warung Men Lelet dibanderol hanya Rp4.000. Murah? Tentu! Tapi jangan remehkan kenikmatannya. Kuahnya yang segar dengan sentuhan asam-pedas, plus tekstur kerang yang unik, menjadikan hidangan ini layak masuk daftar wajib coba saat berkunjung ke Badung. Selain rujak batu-batu, warung ini juga menyediakan menu tradisional lain seperti rujak boni dan tipat cantok, cocok buat kamu yang ingin eksplorasi kuliner Bali lebih dalam.
Mengapa Harus Coba Rujak Batu-Batu?
Bagi pecinta kuliner tradisional atau siapa saja yang penasaran dengan cita rasa lokal Bali, rujak batu-batu adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Keunikan bahan, proses pembuatan, hingga sensasi rasanya menjadikan hidangan ini lebih dari sekadar jajanan—ia adalah cerita budaya Tanjung Benoa dalam setiap suapan. Jadi, saat melipir ke Badung, sempatkan mampir ke Warung Men Lelet. Dijamin, lidahmu akan pulang dengan kenangan manis (dan sedikit pedas!). ***